13 Agustus 2022

Inilah Deskripsi tentang Hidup Bahagia

Inilah Deskripsi tentang Hidup Bahagia. Kebahagiaan merupakan satu alternatif. Kita sendirilah yang memastikan buat hidup berbahagia atau menanggung derita. Untuk hidup damai sejahtera atau hidup dalam genangan duka nestapa. Untuk hidup penuh sukur atau menyambat-menggerutu.

Buat hidup tanpa ada beban atau hidup alami malang. Di Kabar 123 ditulis Banyak orang-orang menunjuk hidup menanggung derita. Hari baru, yang harusnya jadi awalan hidup anyar, tetap terkuasai keributan pikiran-perasaan. Tetap memiara kemurkaan-kekecewaan-kegagalan yang berlangsung ‘hari-hari sebelumnya’.

Tetap juga terkuasai keadaan dan situasi waktu saat lalu. Tetap juga tidak dapat hapus keputusasaan-kegagalan. Orang yang menunjuk menanggung derita yakni beberapa orang tidak sukses, beberapa orang angkuh, beberapa orang memiliki masalah. Beberapa orang yang pilih menanggung derita ialah beberapa orang yang tidak memutuskan sikap moral 4 B: berbeda-bertumbuh-berkembang-berbuah.

Beberapa orang yang memandang dan merasa apa pun-siapa juga terus tetap-kekal-abadi. Itu pemicu, beberapa orang sama dengan tengah ‘bunuh diri perlahan-lahan’. Dalam korelasi dan hubungan beberapa orang yang menunjuk menanggung derita terus memberinya stigma, berikan cap, memberinya cap.

Baik di satu orang, komune, tempat, fakta, atau petunjuk. Oleh karena itu, selalu berburuk sangka-curiga-picik-licik. Sekali orang melakukan hal salah, untuk beberapa orang yang memutuskan hidup menderita, selama-lamanya dirasa salah. Sekali orang melawan-melawan-menentang, selama-lamanya dikasih label-cap-stigma pembuat onar.

Beberapa orang yang memutuskan menanggung derita, dari waktu ke waktu, terus berperilaku palsu, basa-basi, culas, penjilat, otoriter, dan sadis. Mereka bikin ‘benteng kebenaran subyektif’ yang jadi senjata tiap untuk hadapi satu orang, populasi, tempat, realita, ataupun pertanda.

Beberapa ciri orang yang memutuskan hidup menanggung derita salah satunya: tak gampang yakin ke orang lain, selalu syak wasangka ke orang lain dan kerangka hidupnya, terus risau.

Sejumlah hal kecil-bahkan yang remeh-temeh menjadi fokus utama, yang bukan problem jadikan perkara, memiliki pikiran serba instant, ingin menang sendiri, tak menghargakan rekam jejak-dedikasi seseorang, tingkah-polahnya aneh-aneh.

Hari yang kita lintasi jadi oleh Tuhan. Dikaruniai di umat-Nya. Untuk disyukuri sampai jadi hari yang penuh damai, penuh suka-cita, hari yang memuaskan. Hari yang kita sambut tiap fajar merekah yaitu berkat-kudus-indah memesona yang sepatutnya membuat damai sejahtera serta kebahagiaan.

Ada pengalaman yang sentuh sewaktu menyertai ‘penyiar-penyiar muda-belia radio sekolah (dari SD-SMA) menyelenggarakan ‘aksi perduli Merapi’. Pada berbagi hari ke-3 , sambil mengalkulasi uang yang didapatkan tiap-tiap kumpulan, ada siswi SMA yang menangis.

Masalahnya dia begitu haru saat seorang ibu muda berhijab kuras habis semua isi dompet ke kardusnya. Helai-lembar uang dari yang warna merah sampai recehan berganti menempati kardus sang siswi. Dia haru-kagum pada ibu muda berjibab. Orang ibu muda berhijab, yang baru-baru ini keluar ‘supermarket’ bersama anaknya satu satunya, demikian tulus-ikhlas memberikan.

Tidak boleh sampai kita diamkan tidak untuk berbahagia. Diamkan seluruh dalam irama dan pola hidup mereka. Desahkan saja, “Ya, biarlah!” Lantas, kibaskan debu dan mengambil jarak. Asal, tidak boleh membencinya!

Jaga sikap baik. Teruslah berkembang cocok di mana saja, terhadap siapa saja, dan kapan saja kita ada. Diamkan Tuhan yang bekerja dan berkaya. Tidakkah Sodom-Gomorah atau air bah serta perahu Nuh udah mengajari pada kita bagaimana hidup berbahagia.

 

Inilah Deskripsi tentang Hidup Bahagia.